SURAT AL ANKABUT 12-15
Dalam Pengajian Tafsir Jalalain Jumu'ah Pagi
Oleh KH Sya’roni Ahmadi Kudus
Surat al ankabut ayat 12 ini menerangkan gambaran situasi nanti. Orang-orang yang melakukan keburukan, sering kali mereka mengajak dan mempengaruhi orang lain bahkan anak-anak. Kadang-kadang mereka bilang kalau nanti mereka yang menanggung dosa. Makanya semua diharapkan dan sangat dianjurkan untuk memberi nasehat agar tidak ikut-ikut golongan nakal. Diberi pengertian siapa itu orang nakal.
Anak-anak kita sebaiknya diberi nasehat agar tidak berkumpul dengan orang yang nakal.
Mengapa demikian?
Ayat ke-12 dalam surat al Ankabut ini benar-benar sudah terjadi.
Dalilnya :
وَ قَال الذين كفروْا للذين امنوا اتبعوا سبيلنا ولنحمل خطٰيٰكم
وما هم بحاملين من خطٰيٰهم من شيء انّهم لكاذبون
Saat orang-orang kafir mengajak orang-orang untuk mengikuti jejak mereka(kafir), mereka bilang akan menanggung dosa orang yang dipengaruhi. Padahal mereka menanggung dosanya sendiri saja tidak bisa dan sudah sangat berat, beraninya bilang menanggung dosa orang lain.
ANGGAPAN TIDAK BENAR BAHWA NABI ISA PENANGGUNG DOSA ORANG YAHUDI NASRANI.
Ini yang sangat pinter adalah Iblis.
Orang-orang yahudi nasrani(orang-orang kristen baik katolik atau protestan) itu mengira bahwa dosanya nanti ditanggung nabi Isa. Ini adalah anggapan yang tidak benar dan harus diluruskan. Mereka juga mengira bahwa yang disalib adalah nabi Isa AS, ini juga tidak benar.
Hal ini diterangkan dalam Al Qur’an surat An Nisa' : 157 (juz 6)
وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللَّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَكِن شُبِّهَ لَهُمْ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِّنْهُ مَا لَهُم بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلَّا اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا
"Dan karena ucapan mereka: “Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah”, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa.”
Tragedi Pembunuhan Nabi Isa
Ketika orang-orang Yahudi hendak membunuh nabi Isa, komandannya masuk ke dalam rumah nabi Isa. Saat itu, nabi Isa sedang bercengkerama dengan sang Ibu.
“Ibuk... saya mendapat panggilan suci dari Allah, saya akan dirafa’ (diangkat) oleh Allah... maka ibuk tidak perlu susah ya”, jelas nabi Isa kepada sang Ibu.
Waktu itu usia nabi Isa baru 33 tahun. Lalu setelah izin kepada sang Ibu, nabi Isa diangkat/ dirafa’ Allah dan bertempat di langit sab-2.
Bersamaan komandan Yahudi masuk ke dalam, Nabi Isa dirafa’ dan yang di dalam hanya ibu nabi Isa.
Mereka kebingungan karena tidak menemukan nabi Isa. Sang komandan hanya membatin apakah nabi Isa sudah kabur keluar?
Sedangkan disisi lain tentara-tentara penjaga yang diluar juga tidak sabar dan ingin masuk. Sungguh kekuasaan Allah membuat yang di dalam ingin keluar dan yang di luar ingin ke dalam. Disaat yang bersamaan, antara komandan dan tentara bertemulah di pintu masuk.
Lalu Allah menyulap wajah komandan diserupakan dengan nabi Isa, walaupun perawakan selain wajah tetap perawakan komandan. Dasarnya ketika kita bertemu dengan orang lain, yang kita lihat pertama kali adalah wajah, bukan yang lain. Jadi sang tentara tidak melihat selain wajah.
Seketika tanpa pikir panjang, sang tentara tadi menusuk komandan yang diserupakan dengan nabi Isa AS.
Jadi, orang yang disalib adalah komandan yang hendak membunuh nabi Isa hanya saja wajahnya diserupakan dengan nabi Isa AS oleh Allah.
Maka dari itu, mari kita berjihad, jihadnya dengan mau’idzoh atau nasehat.
Mereka, orang-orang Kristen itu sebenarnya kasihan, maka kita itu seharusnya jadi orang yang luwes alias tidak kaku. Contohnya : jika kita punya teman yang nasrasi atau kristen sedikit demi sedikit diberi nasehat.
Sekali lagi, pernyataan bahwa nabi Isa AS penanggung dosa itu tidak benar.
Kembali ke surat al Ankabut : 13
وَلَيَحْمِلُنَّ أَثْقَالَهُمْ وَأَثْقَالًا مَّعَ أَثْقَالِهِمْ ۖ وَلَيُسْـَٔلُنَّ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ عَمَّا كَانُوا۟ يَفْتَرُونَ
"Dan sesungguhnya mereka akan memikul beban (dosa) mereka, dan beban-beban (dosa yang lain) di samping beban-beban mereka sendiri, dan sesungguhnya mereka akan ditanya pada hari kiamat tentang apa yang selalu mereka ada-adakan."
Orang kafir itu selain menanggung dosa dia sendiri, dia juga menanggung dosa orang-orang yang dipengaruhi.
Contoh :
Jika dosa orang kafir A 1000, lalu mempengaruhi orang lain 1000. Maka dosanya ditotal menjadi 2000 dosa.
Selain itu yang dipengaruhi ikut kafir maka dia juga menanggung dosanya sendiri.
Orang kafir bertempat di neraka selamanya, sungguh sangat kasihan. Jadi sebaiknya tanamkan pada diri kita rasa kasih sayang(rohmatan lil ‘aalamin) kepada mereka.
Dan perlu diingat bahwa jika seseorang matinya dalam kafir, maka kita tidak mendoakan mereka.
Ayat selanjutnya Al Ankabut : 14
KISAH NABI NUH AS
وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَىٰ قَوْمِهِۦ فَلَبِثَ فِيهِمْ أَلْفَ سَنَةٍ إِلَّا خَمْسِينَ عَامًا فَأَخَذَهُمُ ٱلطُّوفَانُ وَهُمْ ظَٰلِمُونَ
"Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka ia tinggal di antara mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun. Maka mereka ditimpa banjir besar, dan mereka adalah orang-orang yang zalim."
Nabi Nuh AS adalah nabi yang sangat luar bisa.
Sebelumnya perlu diketahui bahwa Nabi itu jumlahnya ada 124.000, yang diangkat menjadi rosul ada 313. Dan yang diangkat dengan derajat ulul ‘azmi hanya ada 5.
Adapun Ulul ‘Azmi yang 5 yaitu:
1. Nabi Muhammad SAW
2. Nabi Ibrohim AS
3. Nabi Musa AS
4. Nabi Isa AS
5. Nabi Nuh AS
Penilaian Allah dan manusia itu berbeda, jika Allah tolak ukurnya adalah masa kerja, sedangkan manusia berdasar pada hasil kerja.
Contohnya :
Perbedaan Perolehan Suara Nabi Nuh dan nabi Sulaiman
Saat banjir bandang pada zaman nabi Nuh, yang selamat dan di kapal hanya ada 40 pasangan(40 laki-laki dan 40 perempuan) padahal perjuangannya 950 tahun.
Sedangkan nabi Sulaiman AS, selain nabi dan rosul, beliau juga seorang raja. Syetan-syetan, jin-jin semuanya tunduk dan dikuasai nabi Sulaiman. Bahkan mereka disuruh untuk mencara mutiara di lautan.
Tapi perolehan suara nabi Sulaiman sangat banyak dan luar biasa padahal beliau wafat ketika baru berusia 52 tahun.
Perolehan suara(yang beriman kepada beliau) untuk nabi Sulaiman lebih banyak daripada nabi Nuh, tapi mengapa yang diangkat sebagai Ulul ‘Azmi justru nabi Nuh, bukan nabi Sulaiman?
Artinya Allah menilai seseorang bukan karena hasil perolehan tetapi pada lamanya masa kerja atau proses kerja.
Coba bayangkan da’wah selama 950 tahun, tetapi yang beriman hanya 40 pasangan!
Kita saja, misal sudah mengajar 10 tahun sudah mengeluh capek mengajar, ini 950 tahun.
Setelah berda’wah selama 950 tahun, waktu itu nabi Nuh diutus Allah saat usia 40 tahun, dikatakan pula usia 50 tahun. Sehingga nabi Nuh sudah berusia 1000 tahun.
Lalu nabi Nuh melapor kepada Allah,” Duh Gusti.... saya sudah berdakwah selama ini, tapi yang iman sangat sedikit bahkan saya justru dicuekin..saya sudah tidak kuat Gusti, hancurkan saja mereka orang-orang kafir..jangan ada sisa orang kafir satupun”
“Semua yang kafir ?”, tanya Allah
“Nggih Gusti, jangan ada sisa sedikitpun...”, jawab Nabi Nuh.
“Oke.... buatlah perahu dulu !”, perintah Allah kepada nabi Nuh
“Pake apa Gusti?” tanya nabi Nuh
“Kayu Jati....” jawab Allah.
“Dari mana kayu jatinya Gusti?”, tanya nabi Nuh
“Tanamlah dulu..” jelas Allah
Setelah itu, nabi Nuh segera menanam pohon jati tersebut, lalu waktu pun berlalu sampai 200 tahun ditebanglah pohon jati tersebut.
Sehingga usia nabi nuh 1200 tahun.
Perahupun segera dibuat dan setelah jadi nabi Nuh AS mengumumkan kepada umatnya yang islam untuk nantinya naik ke perahu.
Perahu dirancang dengan 3 tingkatan :
A. Tingkatan paling atas untuk para manusia
B. Tingkatan tengah untuk hewan-hewan yang tidak berbahaya seperti kerbau, sapi, kucing dll.
C. Tingkatan paling bawah untuk hewan-hewan yang berbahaya seperti ular, serigala, macan dll.
Mulailah hujan yang terus menerus tak ada henti-hentinya. Dari langit, hujan tak henti-hentinya dan dari bumi sumber juga selalu keluar. Ini berlangsung selama 40 hari 40 malam.
Sehingga dunia yang terlihat hanya air dan kapal nabi Nuh.
Lalu cara nabi Nuh bagaimana menyelamatkan umatnya yang islam?
Hewan-hewan setelah banjir, mereka berbondong-bondong ke perahu. Atas wahyu Allah nabi Nuh diperintah Allah untuk menyelamatkan hanya 40 pasangan.
Uniknya, jika kepegang tangan kanan nabi Nuh berarti jenisnya laki-laki, sedangkan jika tangan kiri maka jenisnya perempuan. Masing-masing 1 pasangan.
Perahu tersebut mengambang selama 6 bulan(10 Rojab- 10 Asyuro) pada saat banjir bandang.
Jadi, kita semua(manusia sekarang) adalah anak dari nelayan.
Selanjutnya setelah selamat selama 6 bulan, nabi Nuh merasa bahagia lalu solat.
Karena sudah puas, nabi Nuh wafat.
Sudah menjadi sunnatillah, jika sudah bahagia dan puas, nyawa kita diambil.
Iblis tak pernah puas lalu Iblis pun menggoda manusia lagi. Setelah banyak yang terjaring godaan iblis, baru diutuslah seorang utusan yaitu nabi Hud AS. Sama hal nya dengan nabi Nuh, nabi Hud mengeluh dan minta agar umatnya yang kafir dihancurkan.
Hanya nabi Muhammad yang tidak ada penghancuran total.
Apa sebabnya?
Sebab Kanjeng Nabi tidak mengeluh dan tidak meminta Allah untuk dihancurkan umat-umat beliau yang kafir.
Lalu apa perbedaan antara musibah dan penghancuran total?
Jika penghancuran total hanya menimpa orang-orang kafir saja.
Contoh : zaman nabi Nuh, zaman nabi Hud.
Sedangkan musibah bisa mengenai umat islam maupun orang kafir.
Sekali lagi, Umat Nabi Muhammad SAW itu sangat istimewa karena tidak ada penghancuran total, sebab nabi Muhammad adalah rohmatan lil ‘alamiin.
Kembali ke cerita nabi Nuh:
Diantara yang tenggelam saat banjir bandang adalah Istri yang kedua dan putra beliau yang bernama Kan’an.
Perlu diketahui, putra beliau ada 4(semuanya laki-laki) :
1. Sam(سام)
2. Ham (حام)
3. Yafis(يافس), yang memberi keturunan bernama Juj Ma’juj
4. Kan’an (yang kafir dan tenggelam)
Kembali ke ayat 15 :
فَأَنجَيْنَٰهُ وَأَصْحَٰبَ ٱلسَّفِينَةِ وَجَعَلْنَٰهَآ ءَايَةً لِّلْعَٰلَمِينَ
"Maka Kami selamatkan Nuh dan penumpang-penumpang bahtera itu dan Kami jadikan peristiwa itu pelajaran bagi semua umat manusia".
Perahu nabi Nuh merupakan salah satu tanda-tanda kekuasaan Allah, karena dengan ombak yang begitu dasyat, perahu tersebut tidak terseret.
Waktu itu, sempat nabi Nuh menghampiri putranya Kan’an untuk memintanya naik ke perahu. Tapi dasarnya dia belum mendapat hidayah, dia bilang kalau dia akan lari ke gunung. Walaupun nabi Nuh sudah mengingatkan bahwa sekarang tidak akan bisa lari dari banjir, kecuali naik di perahu. Setelah beberapa waktu Kan’an sudah tenggelam, tapi cara Allah agar nabi Nuh tidak bersedih adalah antara nabi Nuh dan Kan’an dihalang-halangi ombak. Saat Kan’an tenggelam nabi Nuh tidak melihatnya.
Lalu setelah mengetahui bahwa putranya tenggelam, nabi Nuh mengadu kepada Allah,” Mengapa anak saya tenggelam gusti? Padahal dia keluargaku?”
“Dia bukanlah keluargamu.... Dia kafir”, jawab Allah.
Akhirnya nabi Nuh pasrah dan menerima bahwa anaknya tenggelam terseret ombak banjir bandang.
~والله اعلم بالصواب~
TANYA JAWAB PASCA PENGAJIAN
1. Bagaimana hukumnya menanam “Ari-ari” ? adakah do’a khusus saat menguburnya?
Jawab :
Boleh dan ada do’anya.
2. Bagaimana hukum memasang foto-foto yang bernyawa seperti manusia, hewan di didinding rumah?
Jawab :
Sebagaimana anjuran dan dawuh para ulama’ sepuh, tidak diperbolehkan memasang foto-foto bernyawa di dinding. Sebab Malaikat rohmat tidak akan memasuki rumah yang didalamnya terdapat gambar-gambar bernyawa.
3. Bagaimana hukum memperjual belikan patung?
Jawab :
Jika hanya untuk bahan bakar boleh. Jika untuk sesembahan ya jelas tidak boleh.
4. Bagaimana hukum memakai cadar?
Jawab :
Baik, jika memang benar-benar bisa rapat dalam bercadar.
Bu Aisyah RA itu tertutup smuanya kecuali mata saja. Menurut pendapat Imam Syafi’i aurat wanita jika didalam solat adalah seluruh tubuh kecuali wajah dan dua telapak tangan, sedangkan untuk luar solat seluruh badan atau tubuh.
Menurut pendapat Imam Hanafi, aurat wanita diluar solat itu semua badan kecuali wajah dan telapak tangan.